Jumat, 09 Desember 2011

Harapku

harapku ...
 harapku adalah menjadi sesuatu yang indah untukmu
 harapku ...
 harapku adalah menjadi berarti untukmu

 harapku ...
 adalah hayalku untuk slalu bersamamu
 harapku ...
 bersamamu selamanya

 tangan yang ku punya
 hanya bisa memegang pulpen
 dan merangkai kata demi kata untukmu
 tapi harapku ...
 tanganku dapat menggapaimu yang berada diatas sana
 tapi ...
 kau berada jauh ... jauh
 melebihi angin yang ku rasakan
 melebihi awan yang ku rasa sangat tinggi

 harapku ...
 kau datang dan tetap bersamaku
 untuk selamanya . .

Lamamu ... Tunggunyaku ...

dia datang
 datang pada jejak langkahku
 mengikuti tiap hembus nafasku
 menatapku dengan satu garis lurus

 ya ...
 hanya itu
 hanya itu yang dia lakukan untukku
 hanya menjadi bayangan tiap malam

 saat aku berlari,
 dia menarik tanganku
 tapi tidak pernah mengejarku
 dan mengajakku kembali
 untuk bersamanya ...

 hai sang pemilik senyum
 bukalah topengmu sekarang
 tunjukkanlah rasa itu padaku
 sekarang !!

 apa yang kau tunggu??
 menungguku naik ke kuda putih
 yang ditawarkan orang lain??

 hai, indah matamu dibalik air matamu
 tengoklah ke arahku
 berlarilah ke arahku
 dan bawalah aku ke dalam dekapanmu

 kapan hai si pemilik hati??
 kapan kau akan bilang
 bahwa aku adalah matahari untukmu??
 sampai kapan hai ranting
 ku menunggunya untuk menyatakan hatinya?
 kebisuan dan keraguan hatimu menyakitiku ,
 tahukah kamu akan hal itu ??

Cinta Seorang Biasa

saat cinta datang dan menyepi
 bertopi mahkota yang indah
 berbaju bak seorang raja
 tak pernah dia ketahui
 ku disini melihatnya
 dengan serbet di tangan kananku
 dan kemoceng di tangan kiriku

 menyapu matanya melihatku
 bersihkan langkahku dengan senyumannya
 saat dia terlewati
 bak angin berhembus
 membuat hatiku pilu
 pilu melihatnya ...

 saat dia duduk di singgasananya
 taukah kamu hai pemilik kerajaan?
 kau telah memerintahkan hatiku
 untuk mencintaimu ...

BOHONG

ucap kata kata indahmu
 indah sorot matamu
 merasa beruntung ku memilikimu ...
 perlahan, sedikit demi sedikit
 kau menghancurkan benteng itu !
 benteng yang ku buat
 untuk tidak mencintaimu ... 

 ku kejar bus melewati halte
 ku berlari dan berlari
 hanya suara kaki dan angin yang ada
 ku memanggil dan menangis ...
 memanggil namamu ...
 menangis karenamu ...

 terlambat ...
 kini benteng itu hancur
 dan kau hilang
 kini ku akan memulai membangunnya dari awal
 dengan kejujuran
 menutup telingaku dengan kedua tanganku
 dari KEBOHONGAN mu ...

Emosi Sesaat

Galau . . .
 Satu kata rasa yang ku rasakan
 Pergi . . pergi !!
 pergi bersama jejak kakiku
 yang tersapu air hujan

 Berhenti!!
 Ku pinta berhenti sekarang...
 tepat di halte yang akan datang
 turun!!
 ku minta kau turun dari hati ini
 air yang kau keluarkan dari pelupuk mata indahmu
 tak dapat ku lihat
 bersatu, menyatu dengan rangkaian titik-titik hujan

 Kecewa...
 kecewa yang ku rasa saat kau lebih
 memilih tangan lain saat ku
 mengulurkan tanganku untukmu . . .

 inginku berteriak
 membuat gema disini
 membanting piring hingga berserak 
 membuat gaduh sekeliling
 dan membiarkan rasa galau ini hilang
 sejenak ku terdiam, membisu . . .
 emosi sesaatku hilang
 karena ...
 aku mengingat saat dulu kau ucap kata "CINTA"

Indraku Untukmu

Hai mata,
 Dapatkah kau membantuku?
 untuk dapat melihatnya..
 tersapu dirinya dibalik
 tiap tetes air mataku..

Hai telinga,
 Dapatkah kau menolongku?
 tolong dengar tiap perkataannya
 yang terhalang sang tembok dingin . .

Hai mulut,
 Dapatkah kau membantuku?
 tolong sampaikan padanya rasa rindu ini
 yang terasa menyakitiku
 disetiap ku melihatnya . .

 HAi tangan,
 Dapatkah kau menggapainya?
 menggapai angan pada setiap tidurku
 untuk selalu bersamanya . .

 Kakiku . . .
 bantu aku untuk memberanikan diri
 untuk melangkah bersamanya
 Berjalan melewati waktu dengannya
 Bukan berjalan didepan atau dibelakangnya
 tapi berjalan sejajar dengannya
 Membelah sang jalan yang tak berujung