Tugas 1
Asal mula kehidupan dibumi.
Masih merupakan pertanyaan terbuka mengenai bagaimana kehidupan bermula. Komponen kunci –protein, RNA dan DNA – harus ada lebih dahulu sebelum sel hidup. Spekulasi masih terus terjadi pada mekanisme dan akibat-akibat pada komponen mana yang pertama muncul. Walau tidak diterima sepenuhnya sebagai skenario aktual, sebuah percobaan tahun 1953 oleh Stanley L. Miller di University of Chicago, dibawah bimbingan pemenang nobel Harold Urey, dipandang sebagai usaha ilmiah klasik terbaik dalam bidang biologi. Ini adalah diagram percobaan:
Miller dan Urey membuat samudera purba dalam satu ruangan. Memanaskan uap airnya ke ruang kedua yang terdiri dari gas yang mereka duga ada setelah bumi yang cair mendingin menjadi kerak dan samudera/atmosfer primitif ini jauh lebih panas dari saat ini. Pada tabung teratas, campuran uap air-gas diberi setruman listrik berulang (mensimulasi petir). Seiring berjalannya hari, dan campuran terkondensasi, ia diambil dan dianalisa, disintesis molekul organiknya dan diperoleh sebagai berikut:
Dari Raven & Johnson, Biology, 6th Ed., McGraw-Hill Higher Education.
Variasi percobaan terkenal ini menghasilkan lebih banyak molekul organik. Kesimpulan kunci pada titik ini adalah sebuah atmosfer panas yang mendingin dengan komposisi serupa dapat membangkitkan bahan dasar yang kelak mengatur dirinya menjadi hidup. Sumber energi lain telah diajukan. Kondisi yang muncul untuk menghasilkan para "extremophile". Satu alternatif lain adalah air panas di sekitar “peniup hitam” disekitar celah samudera; carbon yang lepas dari mantel bumi primitif akan bereaksi dengan penyusun sub permukaan lainnya, atau yang di air, membangun molekul balok pembangun (kehidupan saat ini ditemukan di sekitar para peniup ini –tampaknya dibuat disini- namun air masa kini mengandung lebih banyak oksigen daripada di lingkungan primitif[faktanya, oksigen cenderung menghancurkan molekul sederhana ini]). Pandangan lain mengatakan kalau paling tidak sebagian molekul organik ditambahkan ke bumi setelah pencairan dan pengeboman oleh asteroid/komet. Benda luar bumi ini diketahui mengandung beragam asam amino. Sebuah percobaan di Lawrence Livermore Laboratory dimana sebuah kelompok asam amino dalam bahan itu dikirim lewat tumbukan laju tinggi (dari senapan) memberi hasil mengejutkan saat asam ini membentuk rantai peptida, balok dasar protein. Jadi, kehidupan di bumi dapat mulai secara internal dan/atau eksternal.
Di bumi, kehidupan pertama adalah bersel satu (mikroba, termasuk kelimpahan bakteri), di ikuti dengan jauh setelahnya kehidupan tanaman bersel tunggal yang kemudian memiliki kemampuan memfotosintesa senyawa karbon memakai energi matahari menjadi karbohidrat monosakarida, melepas oksigen sebagai produk sampingan (oksigen yang terus bertambah membawa pada pembentukan ozon atmosfer teratas yang, kemudian, melindungi kehidupan dibawahnya dari radiasi UV yang menghancurkan). Di suatu saat di satu miliar tahun terakhir, tanaman multisel eukariotik dan kemudian bentuk hewan primitif (misalnya protozoa) yang berevolusi menjadi keragaman masa kini (metazoa). Sumber energi yang mendukung kehidupan adalah radiasi matahari, panas bumi, dan perubahan panas (peluruhan nuklir yang memasok panas bumi dari interior juga memberikan radiasi yang dapat mensintesa molekul organik tertentu pada kondisi yang tepat). (Kemungkinan keempat adalah energi gravitasi [pasang surut] yang dapat menghasilkan kondisi-kondisi ramah kehidupan; eksplorasi masa depan di Europa akan menguji mekanisme ini dengan mencari kehidupan dibawah kerak esnya). Keberadaan air dan atmosfer yang cukup (kehidupan di bumi dimulai dalam atmosfer yang berkurang, namun dengan fotosintesis, oksigen bertambah, memungkinkan proses metabolisme [oksidasi] untuk memberi energi dalam untuk organisme hidup) juga penting.
Jadi bingkai referensi penyelidikan kehidupan dimanapun di alam semesta terus berada dalam studi kimia organik dan biologi organisme yang mendominasi satu-satunya tempat dimana kehidupan ada saat ini: planet kita. Kehidupan di bumi berawal paling tidak 3,5 – 3,8 miliar tahun lalu. Sejak itu sejarah kehidupan bertambah rumit dan beragam dan adaptasi semakin rumit dalam lingkungan yang berubah.
Miller dan Urey membuat samudera purba dalam satu ruangan. Memanaskan uap airnya ke ruang kedua yang terdiri dari gas yang mereka duga ada setelah bumi yang cair mendingin menjadi kerak dan samudera/atmosfer primitif ini jauh lebih panas dari saat ini. Pada tabung teratas, campuran uap air-gas diberi setruman listrik berulang (mensimulasi petir). Seiring berjalannya hari, dan campuran terkondensasi, ia diambil dan dianalisa, disintesis molekul organiknya dan diperoleh sebagai berikut:
Dari Raven & Johnson, Biology, 6th Ed., McGraw-Hill Higher Education.
Variasi percobaan terkenal ini menghasilkan lebih banyak molekul organik. Kesimpulan kunci pada titik ini adalah sebuah atmosfer panas yang mendingin dengan komposisi serupa dapat membangkitkan bahan dasar yang kelak mengatur dirinya menjadi hidup. Sumber energi lain telah diajukan. Kondisi yang muncul untuk menghasilkan para "extremophile". Satu alternatif lain adalah air panas di sekitar “peniup hitam” disekitar celah samudera; carbon yang lepas dari mantel bumi primitif akan bereaksi dengan penyusun sub permukaan lainnya, atau yang di air, membangun molekul balok pembangun (kehidupan saat ini ditemukan di sekitar para peniup ini –tampaknya dibuat disini- namun air masa kini mengandung lebih banyak oksigen daripada di lingkungan primitif[faktanya, oksigen cenderung menghancurkan molekul sederhana ini]). Pandangan lain mengatakan kalau paling tidak sebagian molekul organik ditambahkan ke bumi setelah pencairan dan pengeboman oleh asteroid/komet. Benda luar bumi ini diketahui mengandung beragam asam amino. Sebuah percobaan di Lawrence Livermore Laboratory dimana sebuah kelompok asam amino dalam bahan itu dikirim lewat tumbukan laju tinggi (dari senapan) memberi hasil mengejutkan saat asam ini membentuk rantai peptida, balok dasar protein. Jadi, kehidupan di bumi dapat mulai secara internal dan/atau eksternal.
Di bumi, kehidupan pertama adalah bersel satu (mikroba, termasuk kelimpahan bakteri), di ikuti dengan jauh setelahnya kehidupan tanaman bersel tunggal yang kemudian memiliki kemampuan memfotosintesa senyawa karbon memakai energi matahari menjadi karbohidrat monosakarida, melepas oksigen sebagai produk sampingan (oksigen yang terus bertambah membawa pada pembentukan ozon atmosfer teratas yang, kemudian, melindungi kehidupan dibawahnya dari radiasi UV yang menghancurkan). Di suatu saat di satu miliar tahun terakhir, tanaman multisel eukariotik dan kemudian bentuk hewan primitif (misalnya protozoa) yang berevolusi menjadi keragaman masa kini (metazoa). Sumber energi yang mendukung kehidupan adalah radiasi matahari, panas bumi, dan perubahan panas (peluruhan nuklir yang memasok panas bumi dari interior juga memberikan radiasi yang dapat mensintesa molekul organik tertentu pada kondisi yang tepat). (Kemungkinan keempat adalah energi gravitasi [pasang surut] yang dapat menghasilkan kondisi-kondisi ramah kehidupan; eksplorasi masa depan di Europa akan menguji mekanisme ini dengan mencari kehidupan dibawah kerak esnya). Keberadaan air dan atmosfer yang cukup (kehidupan di bumi dimulai dalam atmosfer yang berkurang, namun dengan fotosintesis, oksigen bertambah, memungkinkan proses metabolisme [oksidasi] untuk memberi energi dalam untuk organisme hidup) juga penting.
Jadi bingkai referensi penyelidikan kehidupan dimanapun di alam semesta terus berada dalam studi kimia organik dan biologi organisme yang mendominasi satu-satunya tempat dimana kehidupan ada saat ini: planet kita. Kehidupan di bumi berawal paling tidak 3,5 – 3,8 miliar tahun lalu. Sejak itu sejarah kehidupan bertambah rumit dan beragam dan adaptasi semakin rumit dalam lingkungan yang berubah.
TEORI ABIOGENESIS
Tokoh teori Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang filosof dan tokoh ilmupengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kalimenghuni bumi ini berasal dari benda mati.Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan yang sifatnyasama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.Bagaimana cara terbentuknya makhluk tersebut ? Menurut pengzanut paham abiogenesis, makhluk hiduptersebut terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu, paham atau teori abiogenesis ini disebut jugapaham generation spontaneae.Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, mak pendapat paham tersebutadalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terkjadinya secaraspontan, misalnya :1. ikan dan katak berasal dari Lumpur.2. Cacing berasal dari tanah, dan3. Belatung berasal dari daging yang membusuk.Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (Ratusan Tahun SebelumMasehi) hingga pertengahan abad ke-17.Pada pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapatdigunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olahmemperkuat pendapat merek
Teori Biogenesis
Walaupun telah bertahan selama ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang ±orang yang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis tersebut terus mengadakan penelitian memecahkanmasalah tentang asal usul kehidupan. Orang-orang yang tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antaralain Francesco Redi (Italia, 1626-1799), dan Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis Pasteur (Prancis, 1822-1895). Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham Abiogenesis /generation spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.a) Percobaan Francesco Redi ( 1626-1697)Untuk menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan.Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redi selengkapnyaadalah sebagai berikut :· Stoples I : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat.· Stoples II :diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka.· Stoples III : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka.Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan dagingdalam ketiga stoples tersebut diamati.Danhasilnya sebagai berikut:· Stoples I : daging tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik / larva atau belatung lalat.· Stoples II : daging tampak membusuk dan didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung lalat.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapatdalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabilamelihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyakbelatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relative sedikit.B) percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu,dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkahpercobaan Spallanzani lebih sempurna.Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu.Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalamkaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanyapembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut.Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut.M,enurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Denganpengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea.c) Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untukmenyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldudengan alat labu.Melaui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kalduakan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentukleher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun danmenutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnyamikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi.Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu.Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu.Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepern\mukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan denganudara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak),mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldumenjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidakbenaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yangmenyatakan bahwa makhluk hidupberasal daribenda mati yang terjadi secara spontan.Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis,dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itumenyatakan :1. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.2. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan3. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.Walaupun Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis ataugeneration spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum berarti bahwa masalah bagaimanaterbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab
Perkembangan seksual
Sampai saat ini masalah perkembangan seksual remaja masih menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Padahal pada masa remaja informasi tentang masalah seksual sudah seharusnya mulai diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau dari sumber-sumber yang tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali.
Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting terlebih lagi mengingat remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri (Handbook of Adolecent psychology, 1980).
Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan, seringkali remaja sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual terlebih lagi jika harus menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut.
Karena meningkatnya minat remaja pada masalah seksual dan sedang berada dalam potensi seksual yang aktif, maka remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai hal tersebut. Dari sumber informasi yang berhasil mereka dapatkan, pada umumnya hanya sedikit remaja yang mendapatkan seluk beluk seksual dari orang tuanya. Oleh karena itu remaja mencari atau mendapatkan dari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh, misalnya seperti di sekolah atau perguruan tinggi, membahas dengan teman-teman, buku-buku tentang seks, media massa atau internet.
Memasuki Milenium baru ini sudah selayaknya bila orang tua dan kaum pendidik bersikap lebih tanggap dalam menjaga dan mendidik anak dan remaja agar ekstra berhati-hati terhadap gejala-gejala sosial, terutama yang berkaitan dengan masalah seksual, yang berlangsung saat ini.
Seiring perkembangan yang terjadi sudah saatnya pemberian penerangan dan pengetahuan masalah seksualitas pada anak dan remaja ditingkatkan. Pandangan sebagian besar masyarakat yang menganggap seksualitas merupakan suatu hal yang alamiah, yang nantinya akan diketahui dengan sendirinya setelah mereka menikah sehingga dianggap suatu hal tabu untuk dibicarakan secara terbuka, nampaknya secara perlahan-lahan harus diubah.
Sudah saatnya pandangan semacam ini harus diluruskan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan bagi anak dan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Remaja yang hamil di luar nikah, aborsi, penyakit kelamin, dll, adalah contoh dari beberapa kenyataan pahit yang sering terjadi pada remaja sebagai akibat pemahaman yang keliru mengenai seksualitas.
Karakteristik Seksual Remaja
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan. Karakter seksual masing-masing jenis kelamin memiliki spesifikasi yang berbeda hal ini seperti yang pendapat berikut ini : Sexual characteristics are divided into two types. Primary sexual characteristics are directly related to reproduction and include the sex organs (genitalia). Secondary sexual characteristics are attributes other than the sex organs that generally distinguish one sex from the other but are not essential to reproduction, such as the larger breasts characteristic of women and the facial hair and deeper voices characteristic of men (Microsoft Encarta Encyclopedia 2002)
Pendapat tersebut seiring dengan pendapat Hurlock (1991), seorang ahli psikologi perkembangan, yang mengemukakan tanda-tanda kelamin sekunder yang penting pada laki-laki dan perempuan. Menurut Hurlock, pada remaja putra : tumbuh rambut kemaluan, kulit menjadi kasar, otot bertambah besar dan kuat, suara membesar dan lain,lain. Sedangkan pada remaja putri : pinggul melebar, payudara mulai tumbuh, tumbuh rambut kemaluan, mulai mengalami haid, dan lain-lain.
Seiring dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada remaja ke arah kematangan yang sempurna, muncul juga hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya. Hal tersebut merupakan suatu yang wajar karena secara alamiah dorongan seksual ini memang harus terjadi untuk menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi pengembangbiakan dan mempertahankan keturunan.
Perilaku Seksual
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Obyek seksual dapat berupa orang, baik sejenis maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian tingkah laku ini memang tidak memiliki dampak, terutama bila tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau lingkungan sosial. Tetapi sebagian perilaku seksual (yang dilakukan sebelum waktunya) justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti rasa bersalah, depresi, marah, dan agresi.
Sementara akibat psikososial yang timbul akibat perilaku seksual antara lain adalah ketegangan mental dan kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah, misalnya pada kasus remaja yang hamil di luar nikah. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut. Selain itu resiko yang lain adalah terganggunya kesehatan yang bersangkutan, resiko kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi. Disamping itu tingkat putus sekolah remaja hamil juga sangat tinggi, hal ini disebabkan rasa malu remaja dan penolakan sekolah menerima kenyataan adanya murid yang hamil diluar nikah. Masalah ekonomi juga akan membuat permasalahan ini menjadi semakin rumit dan kompleks.
Berbagai perilaku seksual pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan seksual antara lain dikenal sebagai :
- Masturbasi atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital dalam rangka menyalurkan hasrat seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang seringkali menimbulkan goncangan pribadi dan emosi.
- Berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang pada dasarnya adalah keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual.
- Berbagai kegiatan yang mengarah pada pemuasan dorongan seksual yang pada dasarnya menunjukan tidak berhasilnya seseorang dalam mengendalikannya atau kegagalan untuk mengalihkan dorongan tersebut ke kegiatan lain yang sebenarnya masih dapat dikerjakan.
Dorongan atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual selalu muncul pada remaja, oleh karena itu bila tidak ada penyaluran yang sesuai (menikah) maka harus dilakukan usaha untuk memberi pengertian dan pengetahuan mengenai hal tersebut.
Adapun faktor-faktor yang dianggap berperan dalam munculnya permasalahan seksual pada remaja, menurut Sarlito W. Sarwono (Psikologi Remaja,1994) adalah sebagai berikut :
- Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan hormon ini menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku tertentu
- Penyaluran tersebut tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan, baik secara hukum oleh karena adanya undang-undang tentang perkawinan, maupun karena norma sosial yang semakin lama semakin menuntut persyaratan yang terus meningkat untuk perkawinan (pendidikan, pekerjaan, persiapan mental dan lain-lain)
- Norma-norma agama yang berlaku, dimana seseorang dilarang untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Untuk remaja yang tidak dapat menahan diri memiliki kecenderungan untuk melanggar hal-hal tersebut.
- Kecenderungan pelanggaran makin meningkat karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan melalui media masa yang dengan teknologi yang canggih (VCD/DVD, buku stensilan, Photo, majalah, internet, dan lain-lain) menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa dilihat atau didengar dari media massa, karena pada umumnya mereka belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orangtuanya.
- Orangtua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak, menjadikan mereka tidak terbuka pada anak, bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah ini.
- Adanya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita, sehingga kedudukan wanita semakin sejajar dengan pria.
Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut di atas, maka orang tua bisa mengambil langkah-langkah antisipatif terbaik sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat perkembangan seksualitas pada remaja tersebut.
Perkembangan aseksual
Reproduksi aseksual adalah proses reproduksi dimana keturunan timbul dari orangtua tunggal, dan mewarisi gen dari satu orang tua. Aseksual adalah reproduksi yang tidak melibatkan meiosis, ploidi pengurangan, atau fertilisasi. Sebuah definisi yang lebih ketat adalah agamogenesis yang adalah reproduksi tanpa fusi gamet. Reproduksi aseksual adalah bentuk reproduksi organisme bersel tunggal seperti archaea, bakteri, dan protista. Banyak tanaman dan jamur bereproduksi secara aseksual juga.Sementara semua prokariota bereproduksi secara aseksual (tanpa pembentukan dan fusi gamet), mekanisme transfer gen lateral yang seperti konjugasi, transformasi, dan transduksi kadang-kadang disamakan dengan reproduksi seksual. Kurang lengkapnya reproduksi seksual relatif jarang terjadi diantara organisme multiseluler, terutama hewan.Hal ini tidak sepenuhnya mengerti mengapa kemampuan untuk bereproduksi secara seksual begitu umum di antara mereka. Hipotesis saat ini menunjukkan bahwa reproduksi aseksual mungkin memiliki manfaat jangka pendek ketika pertumbuhan penduduk yang cepat adalah penting atau dalam lingkungan yang stabil, sedangkan reproduksi seksual menawarkan keuntungan bersih dengan generasi yang lebih cepat memungkinkan keragaman genetik, memungkinkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan. Kendala perkembangan mungkin mendasari mengapa beberapa hewan telah melepaskan reproduksi seksual sepenuhnya dalam siklus hidup mereka.Reproduksi aseksual misalnya Membelah diri, Tunas (Reproduksi), Reproduksi vegetatif, Fragmentasi, Sporogenesis, Partenogenesis, dan Apomiksis.http://id.wikipedia.org/wiki/Aseksual
Geografi Kehidupan
a. Pembagian wilayah berdasarkan iklim
Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan ketinggiannya di muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan ketinggian tersebut, maka iklim dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu iklim matahari dan iklim fisis.
a. | Iklim Matahari Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
b. | Iklim Fisis Apa yang dimaksud dengan iklim fisis. Iklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan. Iklim fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).
Selain pembagian iklim menurut letak garis lintang dan ketinggian tempat, berikut ini akan diuraikan tentang pembagian iklim menurut beberapa para ahli antara lain:
|
b. Pembagian wilayah berdasarkan binatang
I. Pembagian Wilayah Fauna Dunia
Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor
fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Seperti diketahui setiap spesies hewanmempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi hambatan-hambatan. Andaikantidak ada hambatan-hambatan maka persebaran hewan akan berjalan terus.Misalnya hewan yang biasa hidup di pegunungan akan sulit hidup di dataranrendah. Atau hewan yang biasa hidup di daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim dingin atau kurang curah hujannya. Di samping itu faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernahmenjadi satu.Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif. Pada hewan, bilahabitatnya dirasakan sudah tidak cocok, seringkali secara masal mengadakan migrasi ketempat lainnya. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak setegas persebaran flora.Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya.Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas 8wilayah yaitu:Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropical dan Neartik,Oceanik dan Antartik.
II. Wilayah Neotropikal
Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika Selatan, dansebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagianSelatan beriklim sedang.Hewan endemiknya adalah ikan Piranha dan Belut listrik di Sungai Amazone,Lama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna Vertebrata karena jenisnyayang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling,kukang, alpaka, armadilo, siamang, menjangan, tapir (yang berbeda dengan wilayahAsia), beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung, dan adasejenis kelelawar penghisap darah
Evolusi
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini.[1][2] Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.[3] Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi. Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru.[4] Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.[1] Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu.[5][6] Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin, On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam.[7] Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah.[8][9][10][11] Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern,[12] yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar